Inilah Empat Tips Merancang Strategi Perusahaan Digital

Tak peduli sebesar apa pun bentuknya, sebuah perusahaan tetap membutuhkan strategi. Strategi merupakan aspek penting dalam kelanjutan sebuah perusahaan—apalagi mengingat perannya sebagai penjabaran dari misi. Harus dipahami, sebuah misi sendiri berakar dari visi (pandangan jangka panjang) yang dijalankan secara konsisten.

Secara sederhana, kita pun mengenal beragam tingkat strategi yang dijalankan oleh para penanggung jawab berbeda, mulai dari pemilik atau pendiri perusahaan, top management, hingga low level management. Adapun dalam perkembangannya, kita mengenal jenis perusahaan digital. Namun, sama seperti mayoritas perusahaan lainnya, sebuah strategi tetap diperlukan untuk menjamin kelanjutan hidup perusahaan. Lantas, bagaimana caranya merancang strategi perusahaan digital? Berikut adalah empat tipsnya.

1. Riset

Riset

Riset

Tentukan kebutuhan calon klien/pelanggan, dengan terlebih dulu mengidentifikasi tren yang berlaku di pasar maupun lingkungan luar. Tentu saja, di sini Anda haruslah pandai membaca faktor eksternal—sebelum merumuskannya ke dalam strategi yang disesuaikan dengan program jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Selain membaca faktor eksternal, melalui riset, Anda juga bisa langsung mengombinasikannya dengan misi perusahaan, tujuan, dan rencana strategis. Secara lebih lanjut, hal ini juga bisa disempurnakan dengan menetapkan pangsa pasar, produk, tujuan produk, dan cara mengelola keuangan.

Adapun beberapa tips yang perlu Anda perhatikan dalam menetapkan tujuan:

      1. Harus spesifik. Semakin spesifik tujuan yang ingin Anda capai, maka semakin besar kemungkinan keberhasilannya.
      2. Realistis. Sebuah tujuan harus bisa diukur, ditentukan, dan didefinisikan.
      3. Harus memiliki target. Entah sebuah tujuan mencapai misi perusahaan atau setidaknya memiliki kontribusi bagi misi, sebuah tujuan haruslah memiliki target.
      4. Jangka waktu. Tetapkan deadline bagi tujuan. Hal ini penting, terutama untuk memberikan batasan, sampai mana tujuan telah berhasil dicapai/pun tidak.

2. Fleksibel

Fleksibel

Fleksibel

Dalam perkembangannya, sebuah strategi haruslah dirancang secara fleksibel dan dinamis. Tak menutup kemungkinan, para pembuat strategi bisa saja dihadapkan pada fakta lapangan yang tidak sesuai dengan misi. Apalagi, perubahan zaman atau justru kondisi perusahaan, bisa sewaktu-waktu berdampak pada perubahan visi dan misi.Rancanglah sebuah strategi yang tidak baku atau kaku. Hal ini memudahkan Anda untuk terus menyempurnakannya bila sewaktu-waktu terjadi perubahan. Perubahan di sini, bisa berarti banyak hal, seperti perluasan perusahaan, penyempurnaan perusahaan, atau perubahan struktur internal perusahaan—yang bisa terjadi seiring perkembangan waktu.

3. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Panjang

Jangan pernah membuat strategi yang bertujuan penuh untuk mempertahankan perusahaan. Berfokus pada cara perusahaan bertahan di era persaingan ketat masa kini memang penting. Namun harus diingat, memperjuangkan perusahaan agar tetap tumbuh dan berkembang jelas lebih penting.

Di sisi yang sama, mengembangkan perusahaan juga merupakan cara mempertahankan diri yang lain. Jangan sampai keinginan kuat untuk mempertahankan diri, justru membuat Anda mengabaikan kekuatan perusahaan—bahkan menghilangkan kesempatan yang datang dari sebuah persaingan. Buatlah strategi yang menuju ke arah perkembangan perusahaan. Hal itu tentu saja akan lebih bermanfaat, terutama untuk memperkuat daya tahan sekaligus mengambil peluang di pasaran.

 

Baca juga:

 

4. Terintegrasi

Terintegrasi

Terintegrasi

Bagaimanapun, sebuah strategi bukanlah bagian terpisah dari aspek perusahaan lainnya. Ia adalah sebuah sistem, yang terintegrasi dengan perencanaan, tujuan, serta kegiatan operasional. Adapun  yang terpenting, sebuah strategi tidak boleh melenceng dari visi dan misi perusahaan. Ketepatan tentu diperlukan, meski tak menutup kemungkinan sebuah strategi tetap perlu beradaptasi dan reaktif secara tepat dan efektif.

 

Itulah empat tips merancang strategi perusahaan digital. Bagaimanapun, jangan biarkan strategi Anda berjalan tanpa kendali. Meski amat penting, harus diingat, keberadaannya tak melulu harus baku dan kaku. Jika diperlukan, Anda pun tetap bisa untuk mengkaji ulang lalu menyesuaikannya—tentu saja dengan terlebih dulu mempertimbangkan faktor internal (visi, misi, kondisi perusahaan) dan faktor eksternal (kondisi lapangan).

 

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *