Freelancing dan Social Bookmarking

Social bookmarking dan freelancing

All image rights reserved by martin.canchola

Lho, apa hubungannya? Sebelum bicara lebih lanjut, yuk kita kenalan dulu dengan makhluk yang bernama social bookmarking ini. Pernahkah Anda meng-copy link tertentu lalu merekomendasikannya ke pacar, teman nongkrong, kolega, keluarga, dll, via email? Kalau ya, nah, kegiatan berbagi link di dunia maya itulah yang menjadi asal-usul social bookmarking. Sekelompok orang yang kreatif pun mengendus peluang bisnis dari kebiasaan ini lalu membuat web di mana kita bisa sign up, menyimpan bookmarks kita di sana, lalu membagikannya. Keuntungannya, bookmarks yang disimpan secara online tentunya bisa diakses dari komputer manapun tempat kita log in; berbeda dengan kalau bookmarks tersebut hanya disimpan di web browser komputer pribadi. Menurut Wikipedia, konsep social bookmarking web pertama sudah ada sejak tahun 1996, namanya itList. Adapun social bookmarking web yang popular digunakan saat ini, mungkin Anda sudah pernah dengar, diantaranya yaitu Digg, StumbleUpon, Delicious, dsb.

Seiring dengan perkembangannya, ribuan links pun menyerbu social bookmarking webs setiap hari. Alhasil, saat ini social bookmarking seringkali dipandang sebagai mesin pencari pintar sebab seluruh links yang ada di sana di-input secara manual oleh manusia, sehingga ada semacam “filter” untuk kegunaan dan kategori. Bandingkan dengan Google yang proses input-nya tentu dilakukan oleh software. Alhasil, tentu kita sering menemui beberapa situs yang nggak relevan tetapi masuk ke hasil pencarian kata kunci tertentu.

Di mana ada gula di situ ada semut, begitulah hubungan antara social bookmarking dan netters yang haus akan SEO (search-engine optimization). Beberapa hasil survei mendapati bahwa situs-situs yang ter-link di social bookmarking, page ranking dan traffic-nya melonjak tinggi.

Sudah mulai kelihatankah hubungan antara social bookmarking dan freelancing? Yep, kita bisa memanfaatkannya untuk self-marketing. Kalau kata Rachel di serial televisi Glee, “Nowadays being anonymous is worse than being poor. Fame is the most important thing in our culture” (edisi labil). Mengenyampingkan sisi labil, kalau blog/portfolio website kita semakin ‘mengudara’, tentu semakin banyak peluang yang bisa didapat. Entah itu berupa kontrak baru, undangan menjadi pembicara di seminar, ataupun untuk kepentingan networking.

The last but not least: do marketing, not spamming. Percayalah kalau upaya dengan niat dan jalan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula.

Baca Juga :

Oh ya, tak lupa, tim RuangFreelance mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa untuk Anda yang muslim. Semoga bulan Ramadhan ini membawa berkah buat kita semua, amin. 🙂

selamat berpuasa

via notthatplayful

9 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *