Wawancara dengan Satya Witoelar

Satya dan Keluarga - founder of Tulakom.com

Satya dan Keluarga - founder of Tulakom.com

Saya rasa semua orang yang mengaku web designer pasti mengenal atau pernah mendengar nama Satya Witoelar. Pria yang membawa bendera Tulakom ini sudah berpengalaman sebagai freelance web designer selama kurang lebih 8 tahun. Tentunya pengalaman bung Satya akan menjadi cerita yang sangat berguna bagi kita semua. Mari kita dengar langsung dari orangnya sendiri.

1. Kalau boleh tahu, sejak kapan Anda mulai freelance dan sebelumnya bekerja dimana?

Saya mulai freelance di masa akhir kuliah saya, sekitar tahun 1998. Saat itu masih sebagai pekerjaan samping karena kemudian saya bekerja full-time sebagai arsitek dan part-time di suatu portal berita bernama koridor.com. Baru pada tahun 2000 saya mulai menggunakan nama Tulakom untuk jasa web design saya, melepaskan diri dari pekerjaan lain, dan menjadi full-time freelancer.

2. Apakah Anda menikmati bekerja freelance?

Sangat menikmati, karena saya sudah merasakan bekerja sebagai pegawai perusahaan, jadi tahu apa kelebihan dan kekurangannya.

3. Apa yang menjadi pertimbangan Anda saat memutuskan untuk menjadi freelance?

Selain yang sudah pasti seperti bisa bekerja di rumah, bisa membagi waktu sendiri, dan lain-lain, di jaman itu industrinya belum dewasa sehingga pilihan paling efektif justru bekerja perorangan. Efektif dalam arti bisa melayani berbagai ukuran proyek web, baik yang nilainya kecil dan prosesnya santai, maupun yang nilainya besar dengan proses yang lebih kompleks.

4. Kalau boleh tahu, project website komersial apa yang pertama kali Anda buat?

Sudah lupa, sampai harus buka catatan. Proyek komersil pertama sebagai sidejob adalah website untuk The Body Shop Indonesia. Setelah menjadi full-time freelancer, proyek-proyek pertama saya adalah untuk berbagai lembaga non-profit, antara lain Koalisi untuk Indonesia Sehat (koalisi.org).

5. Apakah mendapat tentangan dari keluarga atau orang-orang terdekat?

Tidak sama sekali. Mereka mengerti bekerja freelance adalah cara paling efektif untuk pekerjaan macam ini (pada) saat itu.

6. Apa yang membuat Anda tertarik menjadi freelance? Apakah ada seseorang yang menginspirasi Anda?

Dalam hal pilihan cara kerja, tidak atas inspirasi orang. Alasan paling utama tetap karena itu mungkin satu-satunya cara untuk saya bisa berkarya dalam industri web design dengan efektif. Bahwa clients sudah mengantri dan duitnya 5x dari pekerjaan kantor saya, kita anggap alasan tambahan saja πŸ™‚

7. Untuk menyelesaikan proyek dari klien, apakah Anda bekerja sendiri atau ada tim khusus?

Berhubung saya hanya interface designer, dan bukan programmer, tiap proyek saya membuat tim khusus dengan bantuan dari luar, antara lain salah satu pemilik ArusMedia πŸ˜‰

(disclosure: Tulakom pernah menggunakan jasa Rajasa sebelum wawancara ini)

8. Sekarang ini banyak sekali web designer di situs freelance yang saling menjatuhkan harga bid (penawaran), apakah Anda setuju dengan cara seperti itu?

Pihak lain belum tentu setuju, tapi saya sih tidak keberatan, malah setuju dengan permainan harga. Mumpung industrinya masih sangat cair, bagus saja agar calon client mempunyai pilihan yang luas dan agar tiap web designer punya cara (masing-masing) untuk tetap berkarya. Selama scope jelas dan tidak ada penipuan, harga apapun boleh.

9. Pernah tidak ketika proyek sudah selesai, tiba-tiba klien menghilang dan tidak mendapat bayaran? Bagaimana Anda menghadapinya?

Setelah dipikir-pikir, pernah juga. Kebetulan itu client lama yang baik, dan proyek yang tidak dibayar nilainya kecil. Jadi biarin deh. Nanti kalau dia butuh bantuan lagi, tinggal saya tagih πŸ™‚

10. Ada tips untuk menghindari hal seperti di atas?

Saya masih tidak selalu berhasil menegakkan aturan saya sendiri, yaitu pembayaran harus lunas sebelum website launch. Mestinya itu efektif. Kalau dia masih tidak mau bayar dan rela tidak ada website, salah saya tidak bisa spot CFH* dari awal.

*CFH: Client From Hell

11. Bisa ceritakan sedikit suka dan dukanya menjadi freelance?

Apa ya yang bisa saya share? Sukanya bisa bertemu berbagai macam orang dengan ceritanya masing-masing, dan tetap bisa punya waktu banyak untuk keluarga. Dukanya saat hasil karya kita akhirnya kurang terpakai, entah karena keputusan design yang jelek atau alasan apapun. Kalau mau lebih pribadi dari itu harus gabung WebPM dulu πŸ˜‰

(disclosure: Satya seorang administrator WebPM, milis untuk web project managers)

12. Apakah Anda akan terus menjadi tetap menjadi freelance selamanya atau ada rencana lain untuk ke depannya?

Rencana lain di luar web design ada, tapi sebagai web designer, untuk saya tidak ada cara selain freelance.

13. Bagaimana tanggapan Anda tentang perkembangan dunia web design saat ini, khususnya dengan semakin bekennya istilah-istilah seperti Web 2.0, AJAX dan Valid XHTML & CSS?

Saya suka dengan CSS sejak 1998 dan mulai menggunakan tableless layout dalam proyek saya tahun 2005 (untuk Toyota dan Unilever). Saya sangat setuju dengan Web Standards dari segi benefits seperti mempercepat loading, mempermudah perubahan, dan lebih compatible. Tapi saya tidak ekstrim sampai harus 100% valid tiap kali. Asal benefits tadi tercapai sudah bagus. Masih banyak yang lebih perlu dijaga, misalnya misi dan arsitektur isi website itu sendiri.

Istilah-istilah baru selalu bagus untuk bikin semangat pelaku industri, baik dalam menggunakan maupun meledek yang menggunakan terlalu banyak. Saya yakin banyak yang seperti saya, senang mencoba teknologi dan tren terbaru, tapi saya hanya bicarakan antar pelaku saja, karena tidak mengejar jenis klien yang mudah dibuai dengan istilah-istilah baru. Semoga saya hanya melayani client yang concern utamanya adalah misi dan efektifitas website itu sendiri.

14. Di saat Anda buntu ide, apa yang biasanya Anda lakukan?

Jawaban saya kurang seru nih. Beberapa tahun terakhir tidak pernah cari inspirasi dari luar, karena metoda pembuatan web sudah makin teratur. Tidak lagi terlalu think-out-of-the-box seperti tahun-tahun awal. Cukup lihat CSS galleries dan ide akan muncul sebelum tidur. Dan akhirnya tidak jadi tidur πŸ™‚

15. Anda punya web designer favorit baik di dalam atau luar negeri?

Dulu punya pahlawan usability, kemudian punya pahlawan CSS. Sekarang tidak ada nama designer favorit yang bisa saya sebut, karena menurut saya sudah tidak ada web designer dengan karakter unik, yang masih mainstream. Satu persatu selalu ada karya yang sangat bagus dan bisa menangkap trend dengan baik, tapi tidak ada nama yang dengan konsisten menghasilkan ciri sendiri.

16. Last but not least, apakah ada tips, saran atau pesan khusus untuk freelancer Indonesia yang mungkin ingin mencoba keberuntungan di dunia freelance?

Jangan sendirian. Kalau baru mulai sekarang dan belum punya nama, lebih baik cari satu teman atau lebih, kalau bisa dengan bidang-bidang yang berbeda. Dengan begitu anda bisa saling mengisi, saling memberi semangat, belajar bersama, berkembang bersama. Sekalian bisa bersaing dengan small firm lain untuk proyek yang lebih besar.

Tidak punya teman? Cari aja di WebPM πŸ˜‰


Ok, bagaimana tanggapan Anda semua mengenai pengalaman Satya? Makin tertantang? Semoga Anda senang membacanya sesenang saya menwawancarai bung Satya. Siapa lagi ya yang kalian ingin dengar pengalamannya? Komentar saja dibawah dan akan kami coba wujudkan permintaan tersebut πŸ˜€ . Update selalu artikel RuangFreelance melalui RSS RuangFreelance dan Email untuk mendapatkan interview terbaru dari jagoan freelance Indonesia.

Maju terus freelancer Indonesia!

32 Comments

  1. zamdesign

    Tulakom & Satya Witoelar, is the most inspiring people especially for Indonesian Web Designer to be Professional.

    Sejak tahun 2000-an dengan web dominan ijo nya, udah pake ajax-ajax gitu, dan sudah pakai style simple seperti trend yang banyak dipakai web sekarang ini.

    Ternyata Rajasa pernah di tulakom πŸ™‚ keren!

    Thanks

  2. Satya

    Waduh, Zam kapan bisa gw traktir?! hehe..

    Terima kasih semua, tapi sekarang sudah giliran kalian yang bikin inspirasi. Gw seneng makin banyak web developers yang punya passion. Menurut gw generasi twenteas ini yang bakal dorong kualitas industri ini, karena peka pada perubahan2 terakhir.

    RuangFreelance, terima kasih atas kehormatannya. Tapi, Aria, fotonya itu lho, family man banget ya. hehehe..

  3. H

    Bravo Satya! Salah satu pioneer webdesign di Indonesia. Respect! Salut buat Aria dan Ruang Freelancer untuk variasi contentnya. Jadi bisa memberikan cakupan informasi yang luas buat para freelancer.

  4. taufiq

    om satya keren setuju ma mas zam, most inspiring people especially for Indonesian Web Designer to be Professional.
    dan seperti kata om satya juga saatnya gnerasi twenteas yang berkarya, hi3x..

    @mas yogi
    galak banget mas, kurang kerjaan juga yak ngespam disini

  5. minanube

    Wawancara yang meginspirasi desainer muda kita πŸ˜€

    Sudah agak lama mendengar nama Satya witoelar tapi baru tahu sekarang πŸ™‚

  6. Baba

    Salut buat dedikasi dan inspirasi dari bung Satya. Btw Koprol.com udah sampai mana perkembangannya?

    Salam RuangFreelance πŸ™‚

  7. Rizal Kudiarto

    woops! keren uiii kang satya! apalagi tips di point no. 16 “Jangan sendirian. Kalau baru mulai sekarang dan belum punya nama, lebih baik cari satu teman atau lebih, kalau bisa dengan bidang-bidang yang berbeda. Dengan begitu anda bisa saling mengisi, saling memberi semangat, belajar bersama, berkembang bersama. Sekalian bisa bersaing dengan small firm lain untuk proyek yang lebih besar.”

    yu rok! ^_^

  8. Yofie Setiawan

    Nice sharing… Saya suka bagian lihat2 css galleries untuk mencari ide, dan akhirnya malah tidak tidur… haha… btw di rumah pake saklar broco mas… haha…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *