Diskusi: Indonesia Pembajak?

Pembajakan (piracy) - photo by darwinribeiro

Pembajakan (piracy) - photo by darwinribeiro

Topik diskusi merupakan salah satu topik terbaru yang akan meramaikan ruangfreelance. Topik ini termasuk dalam kategori “pengalaman kita” yang sebelumnya sudah terisi oleh komik freelance dan video freelance. Setiap akhir pekan topik diskusi akan membahas mengenai berbagai diskusi menarik seputar freelance dengan dibuat beberapa pertanyaan singkat, agar Anda dapat melontarkan argumen Anda menurut pengalaman pribadi. Untuk pertama kalinya kami membahas mengenai Pembajakan!

Beberapa hari lalu saya baru membaca artikel di freelanceswitch mengenai How to Prevent Hijackers from Ripping Off Your Website dan parahnya Indonesia menjadi bahan artikel tersebut, kalau seandainya kita disebut negara outsourcing terbaik..ini baru amazing! tapi nyatanya bukan?! berikut adalah beberapa paragraf yang membuat saya sendiri kalut membacanya.

Imagine all of your hard work being ripped off by someone half way around the world. My first thought was always, “Ah, that’ll never happen to me. What are the chances?” Imagine my surprise when I found out my freelance website (HTML, CSS, graphics, design-down-to-the-last-detail) was hijacked by an Indonesian company.


Setelah membaca quote diatas, coba jawab beberapa pertanyaan berikut melalui form komentar kami:

  • Bagaimana sikap Anda setelah mengetahui bahwa sekali lagi Indonesia disebut sebagai negara pembajak?
  • Langkah apa yang Anda lakukan untuk membuat Indonesia menjadi terkenal dengan prestasi (dunia freelancer) yang baik?
  • Dan, bagaimana cara Anda mengatasi pembajakan itu sendiri?

Share pengalaman Anda dan Update ruangfreelance dengan berlangganan RSS, email, dan twitter

40 Comments

  1. Richard Fang

    topik ini sepertinya tidak akan ada ujungnya kalau menurut saya..

    1. jelas aja kaget (lagi), lah udah masuk freelance switch (walaupun udah sering melihat peristiwa kayak gini)

    2. produce good works yg pasti, dan jujur, soalnya makin lama dunia makin sempit, orang di beda negara rasanya cuma seperti tetanggaan..

    3. mengatasi pembajakan jalan satu2nya cuma peningkatan pendidikan, kalau mereka bisa buat sendiri untuk apa nyolong kode/desain/karya orang?

    sepertinya itu aja sih, malu banget sih pas baca kemaren..

  2. Yogi

    Gw dah beberapa kali berhadapan sama orang2 yang ngebajak karya gw dan karya temen gw. Ada yang lgs minta maaf begitu gw kirimin email, tapi ada juga yang malah nyolot & ngajakin ribut.

    Dan yang soal bajak membajak bukan hanya orang Indonesia aja kok, ada jg orang dari negara2 lain yang juga membajak karya orang.

    Menurut gw saran di Freelance Switch udah tepat banget, tapi kalau semua cara udah ditempuh ga memberikan hasil ada baiknya kita back-off aja. Bukan berarti kita mengalah sama pembajak, tapi ga ada gunanya membuang waktu kita lebih banyak lagi untuk mengurus hal seperti itu apalagi jika orang-orang sudah tau siapa yg sebenarnya pembajak dan siapa creator aslinya.

    Seperti kata temen2 di milis WebPM, anggap aja pembajak itu salah satu bentuk “apresiasi” terhadap karya Anda. Kalau karya Anda jelek tentunya tidak akan dibajak orang lain.

  3. Adrian Reza

    1. Wah itu mah mang merekanya aja yang sensi sama orang indonesia padahal kan ga orang Indonesia aja yang melakukan pembajakan. Tapi memang masih belum bisa dipungkiri Indonesia memang masih menjadi negara pembajak (software maksudnya).

    2. Menurut saya ubah dulu mental dan mindset orang2 indonesia dan tingkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki masing2 individu. Kalo udah gitu rasanya tak perlu membajak karya orang lain karena kita pun mampu menghasilkan karya yang bagus.

    3. Mengatasi pembajakan memang masih sulit, tapi coba lah untuk berkarta dengan kemampuan yang ada. Jangan memaksa hasil yang bagus tapi dengan cara membajak.

    setuju dengan yogi, dan saya juga mengutip kata2 mas Budi Putra yang saya hadiri di Acara Puncak BBV di ITB kemarin. Kalo karya atau tulisan anda tidak pernah di bajak atau di copas, berarti karya anda belum bagus. Ada benarnya juga 😀

  4. Hafiz

    Kalau menurut saya sih, dia kan bilang “an Indonesian company”, di mana satu entitas itu tentu tidak mewakili dan mencerminkan semua orang Indonesia. Jadi dia tidak bilang kalau “Indonesia adalah negara pembajak”, tapi lebih ke “di Indonesia ada pembajak”, yang tidak mengejutkan juga. Namanya pembajak di negara manapun ada.

    Jadi rasanya tidak perlu kuatir dengan artikel ini, terutama karena teman-teman di sini pasti sudah terjamin kualitasnya. Kalau ada (calon) klien yang terpengaruh artikel itu lalu semua freelancer Indonesia di-cap jelek sama dia, he wouldn’t be a good client anyway kalaupun didapat, malah bikin repot. Kira-kira gitu 🙂

  5. zamdesign

    setuju dengan hafiz:

    Jadi dia tidak bilang kalau “Indonesia adalah negara pembajak”, tapi lebih ke “di Indonesia ada pembajak”, yang tidak mengejutkan juga. Namanya pembajak di negara manapun ada.

    di luar kasus diatas, kenyataanya banyak juga loh karya2 Indonesia yang dibajak, dan kalau mau disebutin itu banyak banget, mulai dari hal2 yg umum seperti: tempe dibajak hak cipta nya oleh luar, lagu rasa sayange dan reog ponorogo dibajak negara tetangga, kasus pengrajin bali yang takut ekspor karena karya2nya dibajak orang2 di eropa. Dan desain template web karya indonesia juga di bajak. dll

    ini adalah proses, karena yg saya tau mereka (orang indonesia) yang bajak-mebajak itu adalah mereka yang masih belum popular, masih belajar dan belum mampu. dan kenyataanya di Indonesia sudah banyak orang2 kreatif yang mampu bersaing, mulai dari pembuat theme, web company & freelancer, orang2 kreatif, pejuang kontes :), dan lain-lain (masih banyak…)

    ayo bangkit!

  6. Dandy

    Santai aja lah, yang membajak jg ga hanya Indonesia.
    Dari beberapa situs client saya yang dibajak:
    1. Turkey
    2. Rumania
    3. Brazil
    4. Indonesia
    Yang jelas IT adalah tools bisa buat kebaikan dan kejahatan.
    So Santai aja Bro

  7. H

    Comment ini gue tulis dalam English dengan harapan, RF bisa me-refer-nya ke penulis itu lewat email atau semacamnya. 🙂

    Yeah I know it sucks, rippers should go to hell! 🙂 But I think there’s no point of putting the word “Indonesian company” on that article. We’re freelancers in Indonesia have been working very hard to build a good image as one of the alternative web design outsourcing countries and what I’m afraid.. one small statement could give us all a bad name.

    Ripper could come from any country so it deosn;t depend on nationality or location. Some of Indonesian designers’ works have been ripped also by rippers from other countries, and don’t be surprise those rippers came from Europe and US. (I’m sure my fellow freelancers here would be glad to provide the data. Also, my site once was ripped by someone from an European country too, so I know what I write here)

    As I read, the objectives of that articles is to give tips to avoid your site being ripped, and the “Indonesian company” story ‘just’ serves as the introduction background. Even if the writer simply put the word “hijacked by a company”, that article is still useful, have its objectives and the readers could still understand the points.

    Freelanceswitch is a very popular and respectable reference website, not only for freelancers but also for job publishers as well. An article published on Freelanceswitch would give much much larger impact than what’s written in a personal blog.

    My point is, design ripping or website hijacking or whatever you want to call it, is about mentality. Perhaps even only one person’s mentality. It doesn’t stand for the whole people in a specific country. I just afraid that the statement could mislead readers (especially job publishers) to think like this: “It’s an Indonesiam company. Means that it is done by local (Indonesian) designer. Ah crap… what can you expect from a country like Indonesia?”

    That’s the tought that we – Indonesian designers – DEFINITELY DO NOT want to hear.

    Regards,

    Harry JH

  8. silent

    rasanya sulit juga ya, soalnya malah ada satu internet marketer disini yang cukup terkenal yang malah mengadakan seminar gimana cara ngambil template wordpress orang untuk di implementasikan di wordpress sendiri.
    Siapa dia rasanya gak etis disebut disini.

  9. anggi krisna

    Masalah pembajakan memang sudah sering terjadi di negara kita, towh kita dibajak atau demikian sebaliknya. Pada akhirnya banyak teman-teman juga yang menganggapnya dengan santai

    toh punya Indonesia ternyata juga banyak dibajak sama orang luar negeri jadi santai sajalah, hal ini kan sudah biasa?

    gue gak setuju dengan ucapan tersebut, IRONIS, kapan lagi kalau bukan dari kita untuk meminimalisasi pembajakan, walau memang tidak mungkin dalam waktu yang cepat. Mengenai pertanyaan gue akan menjawab:

    1.Sikap gue mendengarkan hal tersebut dapat dibilang lumayan GERAM, tapi tidak berhenti hanya disitu saja karena tidak akan menyelesaikan masalahnya. Saya harus mencoba berbuat sesuatu untuk memberikan announce kepada teman-teman freelancer lainnya untuk berdiskusi dimasalah tersebut melalui blog ini 😀 .

    2.Sebagai freelancer, alhamdulillah saat ini gue bersama arusmedia dan icreativelabs mencoba membagi tips freelance dan membangun jaringan hingga 20 negara lebih, bahwa indonesia sebagai sumber freelancer yang baik kualitasnya

    3.Mengatasinya mulai dari yang kecil-kecil pastinya. Berusaha tahun 2009 ini meminimalisasi software bajakan untuk bekerja. berusaha membangun mental diri bukan jadi pembajak 🙂 .

    Semoga saja tindakan kecil ini mampu mengurangi pembajakan walau masih dibilang hanya kecil tapi kapan lagi kalau bukan sekarang!!

    • dani

      Yang poin nomor 3, apa bisa? Karena dari dunia pendidikan sudah diajarkan memakai aplikasi proprietari? Dan pengguna bajakan tidak malu lagi meneriakkan bahwa karyanya telah dibajak. 🙁

  10. Donny Kurnia

    Walaupun ini perbuatan ‘oknum’, tetap saja membawa nama Indonesia ke forum dunia dalam konteks negatif. saya sih ambil pelajarannya aja, apapun tindakan kita mau tidak mau pasti membawa nama negara. Jadi, mari kita berkontribusi yang terbaik, sehingga makin banyak karya kita yang diakui di dunia, sehingga Indonesia dikenal oleh hal-hal positif itu, bukan tindakan negatif oknum warga negaranya yang tidak bertanggung jawab

  11. kuswanto

    Sepertinya domainnya sudah di turunkan oleh Co.CC.

    Apabila ada yang mengambil kekayaan intelektual milik kita, jangan ragu dan malu untuk mengirimkan surat cinta kepada yang memakai tanpa izin tersebut.

  12. Joel Falconer

    While I can’t read the article itself, I do have a response to the comment from “H”: the location in which the rippers reside is actually quite relevant. In Western countries, copyright and IP laws are pretty tight and the methods for dealing with an infringement are straight-forward. Many countries, especially many in the Asian region, have very loose intellectual property legislation and it can be much more difficulty to have your stolen work taken down. Thus, the methods for dealing with the matter are different.

  13. H

    Hi Joel.. Thanks for stopping by and commenting..

    Humm.. what I mean about location is that the rippers can work from anywhere. That Indonesian company site can be designed/developed by someone from outside Indonesia, right?

    Indeed regulations and copyright laws are kinda loose here and perhaps on most of Asian countries. But as I wrote, even in the countries which have pretty tight legislations, that doesn’t stop the rippers.

    So it’s really about the person, no matter where his/her location is or what nationality he/she is.

  14. Bayu

    Klarifikasi yang dibikin Harry buat freelanceswitch udah cukup jelas… hanya ‘bule’ bego ajah yang masih sok kekeuh 😀

    Santai dalam menghadapi masalah yang ada, maksudnya jangan panik karena banyak juga orang luar yang melihat segala sesuatu tidak hanya dari satu kacamata saja…

    Keep a good work and be a professional selalu!

    Pengalaman zaman teroris, carding dan hacker dari negara ini yang selalu penuh prestasi kelas dunia… banyak overseas job seeker yang ‘menghindari’ freelance indo saat itu. Tapi toh PayPal percaya dengan negara ini pada akhirnya 🙂

    Thanks Harry, udah cukup ngena tuh surat elu ke mereka (harusnya segera ditinjak lanjuti) 🙂

  15. anggi krisna

    @H : thanks H for your explanation about we are 😀
    @Bayu : i think we must wait Reene (the writer) coz i have been contact her 😀
    @All : if you can write in english, we will appreciate it coz we can explain what we talk about 🙂

  16. Aria Rajasa

    What’s done is done, what matters is what we should do concerning this matters. I know our laws will not have a say in this but I think the community could scream louder.

    Aside from reporting that one of our designs is being hijacked, why don’t we report the opposite of it. Please let the community know if our (indonesian) designer is ripping of other people’s design, from other indonesian or from other countries.

    I really hate being a snitch, but i believe this is the way we should go to put the right perspective and shame in those who’s ripping off design.

    Yang terjadi ya sudahlah terjadi, mo gmana lagi.. masalahnya sekarang kita mo ngapain? Ok lah secara hukum udah ga usah diharepin lagi, tapi dari komunitas bisa dong kita teriak lebih keras?

    Gimana kalo selain kita melaporkan kalo desain kita di-rip orang, kita laporin juga orang-orang yang ngerip desain orang lain, termasuk kalo dia ngerip desain orang luar. Biar fair aja si..

    Gw males banget si jadi snitch, tapi mudah-mudahan dengan begitu kita bisa menanamkan budaya “malu karena ketahuan” dan dari situ orang-orang bisa mikir 7x sebelum nge-rip desain orang lain.

  17. diding soegama

    Iya..gw setuju dengan tulisannya Aria dan Anggi,semuanya harus bisa ‘fair,’ biar proses waktu yg menjawab, dan memang benar, diri kita dulu aja yg dibangun untuk tidak menjadi orang dengan mental ‘ripper.’

    Jadi klarifikasi Harry juga udah jelas banget, kalo gwe sih maunya, mestinya seluruh freelancer di dunia ini udah harus ngerti bahwa yg segala sesuatu yg berhubungan dengan dunia internet atau ‘dunia maya’ yg kyanya udah seperti tetanggaan sebelah rumah, ga ada lg tuh ‘negara’…yg ada hanya kata2 ‘freelancer.’ ga peduli dia dari negara mana, kalo mentalnya baik ya baik kerja dan kelakuannnya, kalau mentalnya buruk, ya buruk juga kelakuannya. Karena kadang2 orang2 luar terutama dunia barat (walaupun ga semua) masih merasa ‘tinggi’ sih…jatuh2nya agak2 ‘rasis(perasaan gw sih!).’ kya yang udah paling jago aja, takut banget tersaingi.

    Nah tugas kita nih memperbaiki diri.

    Ibarat infotainment, hal-hal yg jelek pasti paling laku untuk ‘disimak’ heh! dasar!

  18. Joel Falconer

    @H: Yes, they can work anywhere. The point, which you’re missing, is that in Western countries that can be dealt with easily. In countries with different laws, it’s tough, and we need information on how to deal with that.

    There are different methods for different places. One article would not fit both circumstances.

    The readers of FreelanceSwitch are smart enough to know that not all Indonesians are hijackers, of course.

  19. Ben haryoyuda

    Hmm.. Mr Joel.. Is kind of you to make a bridge between Indonesian creative with Freelanceswitch..
    But I personally really waiting for Renee’s comment about what she’s already wrote..
    Hello Renee.. Where are you.. without you explaining what youve wrote, this discussion become pointless..

  20. H

    Hi Joel..

    Your last statement is exactly what I hoped for in the first place. That the readers of FS (especially job publishers) 🙂 can get the point that even if that Indonesian company site was (presumably) done by Indonesian designer, it doesn’t mean Indonesian designers are rippers in general.

    I’m personally really inspired by the book “The World is Flat”. It says that the internet has enabled us to compete at the individual level, regardless countries, locations or boundaries. Therefore, ripping should be considered as a personal (individual) act whether he’s an Asian, European, Australian, American or African. 🙂

    And to the rest of us, let’s not brag about this. And I don’t think even Renee has to clarify anything (unless she wants to). We have to respect her personal thought and thank her for sharing her experiences.

  21. sebafrey

    wah sy jadi pingin tanya..bingung juga sih masalah pembajakan ini..gimana ya dengan anak2 sekolah yang tidak mampu membeli buku2 asli?? tidak bolehkah mereka memfotocopy?? apakah anak2 sekolah yang tidak mampu tidak boleh memperoleh manfaat ilmu dari software2 dan buku yang asli karena ilmu sudah merasa dimiliki oleh pengarang atau penemu software bahkan dibeli oleh perusahaan kaya raya…karena mereka akan menjualnya dengan harga tinggi..sewaktu jaman kuliah sy rasa banyak kita2 ini yang suka fotocopy buku2 yang dititipkan dosen di fotocopian..tidak bisa beli buku2 dr luar negeri yang tidak terjangkau harganya karena mahal…kalau kita melihat ada anak SD dr keluarga tidak mampu beli buku asli apakah disalahkan kalau dia sekedar fotocopy untuk bisa dapat ilmu dr buku itu?..ada anak kuliah pengen blajar computer tapi apa daya untuk beli perangkat hardware aja sudah kesusahan..software yang menunjang disiplin ilmunya baru satu software saja sudah 35 jt rupiah belum yang lainnya…apakah hanya khusus orang berduit saja yang boleh mendapatkan ilmu dr software2 itu??..sebenarnya yang memiliki hak untuk memiliki ilmu itu tuhan apa manusia?…bukankah manusia itu cuman sekedar menemukan bukan menciptakan trus harus hanya bisa dibeli oleh orang yang mempunyai duit banyak saja? perlu di bedakan tidak antara pembajak yang sesungguhnya yaitu orang menduplikat terus dijual dan di perbanyak untuk pemperkaya diri sendiri dengan orang2 yang sekedar mengcopy untuk mencari ilmu dan untuk kemaslahatan2 mulia lainnya seperti kasus anak2 sekolah yang tidak mampu beli yang asli…sy kira peran pemerintah di negara ini untuk bisa menperlu di bedakan tidak antara pembajak yang sesungguhnya yaitu orang menduplikat terus dijual dan di perbanyak untuk pemperkaya diri sendiri dengan orang2 yang sekedar mengcopy untuk mencari ilmu dan tujuan2 mulia lainnya seperti kasus anak2 sekolah yang subsidi mahalnya buku2 luar dan software2 pendukung agar anak2 bangsa bisa maju…daripada pajak2 dr rakyat di korupsi gede2an..

  22. Ivan @ NavinoT

    “Indonesia is a country with a population of 240 million. Most importantly, I am not the one, who hijacked his/her work. So? When can we start?”

    Hehehe 🙂

  23. Joel Falconer

    @H: Noble sentiment indeed and I too believe it is getting to that point. But it will truly get to that point when the laws that hold us to our competition also cross the boundaries of countries and boundaries.

  24. idemen

    * Gak heran. negeri ini memnag surga para pembajak. Dari pembajak sawah sampai pembajak karya. hehe 🙂
    * Gak ikutan jadi tukang bajak dan membuktikan dengan karya2 kreatif. Berani kompetisi dgn org luar.
    * Benahi mentalnya. Gak ada yg bakal sukses karena jadi pembajak. pembajakan (kecuali membajak sawah) is CRIME!!!
    😉

  25. Yofie Setiawan

    1. Bagaimana sikap Anda setelah mengetahui bahwa sekali lagi Indonesia disebut sebagai negara pembajak?

    Malu actually, tapi kan pars prototo lah, gak semuanya, tapi rancu jg sih… Banyak dari kita juga belajar dari membajak, but… maybe ada bedanya antara membajak dan meniru kali ya? membajak berarti meniru dan mempublikasikan. Kalo meniru masih buat belajar aja dan tidak dipublikasikan.

    ========================================================

    2. Langkah apa yang Anda lakukan untuk membuat Indonesia menjadi terkenal dengan prestasi (dunia freelancer) yang baik?

    Belajar untuk bisa buat karya yang orisinil lah, dalam arti meniru hanya untuk inspirasi, bukan untuk ditiru sepenuhnya.

    ========================================================

    3. Dan, bagaimana cara Anda mengatasi pembajakan itu sendiri?

    Belajar mandiri dengan meningkatkan ilmu hahaha…. Saya suka design, tapi kepepet harus bisa ngerti2 coding script dan sistem jg… Jadi berusahalah gak stuck pada ilmu yang diminati saja…

  26. Ibnu

    memang jelas di negara kita hukum IT nya masih belum kuat.
    coba aja liat di sini

    saya iseng mau coba mendaftarkan lisensi “sesuatu” di creative common. klik ini, klik itu. pas milih wilayah yurisdiksi, eng-ing-eng indonesia ko nggak ada. ada berbagai macam kemungkinan. seperti berikut:

    1. Indonesia nggak ada di muka bumi (ngarang)
    2. Indonesia di anggap blom punya hukum yang mengatur hal2 ini (atau setidaknya itu anggapan mereka)

    sepertinya memang dibutuhkan usaha bersama antara pekerja2 IT seperti kita, dengan pemerintah untuk nunjukin kalo “hei Indonesia sekarang dah ada hukum IT nya loh!” atau semacam itu lah.

    hmmm itu aja deh, dah ngantuk ujung jari bedarah dikit (pesan moral: jangan nulis komen sambil njahit celana robek),eh salah klik masuk RF pas lagi buka tab di creative commons

  27. iang

    @ibnu: lisensi emangnya didaftarkan? yg didaftarkan itu paten pak 🙂 kalau hak cipta alias copyright, udah otomatis muncul saat kita membuat sebuah karya cipta.

    oya, selain ngomongin org yg membajak karya kita, mari mari dicek apakah kita juga sudah tidak membajak karya orang. tmasuk juga software, musik, dan pelem ya.. hehe..

    ngomong2, foto flickr di atas bole dipasang di sini kah? 🙂

  28. anggi krisna

    @iang: sebelum memasang gue selalu minta ijin sama yg buat ko 🙂 dan rata2 mereka menyarankan untuk memasang link dan nama mereka. thats all!! 😀

  29. erick

    1. kita membajak karena dollar ratenya tinggi dari Rp
    2. balas dendam karena gara2 si Josh Soros yg bikin Rp amburadul / anjlok
    3. kita memang mengadakan kerja sama dgn Cina dan negara sekitarnya dalam hal “ngerjain” negara kapital besar
    4.salah sendiri loe kaga mau share teknologi sama kita2 pelit sih loe hehehehe

  30. hafiid

    kalau gak ada bajakan, mungkin aku baru punya komputer 10 tahun lagi, gak bisa belajar apapun yang berhubungan dengan dunia komputer.

    cuman sekarang sudah mulai beralih untuk melirik software-software open source yang memang lisensinya gratis.

    kalau untuk pembajakan karya, belum tau dimana batas antara membajak sebuah karya dan memodifikasi.

    karena masih dalam tahap belajar meskipun umur udah tua, yang biasa saya lakukan adalah
    memperhatikan, meniru, dan menambahkan.

    baru setelah tahap itu, aku bisa menciptakan sesuatu yang menurut saya pribadi bersifat original.

  31. anto

    Pembajak…..?? ya… Indonesia adalah negara pembajak…. tapi pembajak paling kreatif…. membuat sesuatu yg sudah ada menjadi sesuatu yang baru…. Negara lain, barang yang sudah rusak lalu buang, tapi di indonesia misalnya motor/mobil yang sudah hancur bisa di modif menjadi kendaraan yang unik dan tampil keren.

  32. Joko

    Wajar indonesia negara pembajak, karena di indonesia banyak sawah. Kalau ngak di bajak…ntar ngak jadi padi tuh. hi.hi.hi.hi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *