Cara Freelancer Perempuan Menjaga Diri

Silakan membaca artikel “Freelance Cewek Hati-hati” dan tanyakan pada diri sendiri, pernahkah hal ini terjadi pada kamu? Saya terus terang sih, belum. Jangan sampai! A big no no. Tetapi ternyata teman saya ada yang mengalami kejadian tak mengenakkan seperti ini. Teman saya jauh dari kata seksi meski dia manis. Berpakaian pun selalu sopan dan terlihat profesional saat bertemu klien. Tidak pernah memakai pakaian yang mungkin bisa disebut memancing gairah klien pria.

Dulu, awal dia memulai bisnisnya, dia memberikan beberapa alternatif cara agar klien bisa menghubunginya. Nomer telepon, pin BBM, Y!M ID, dan Facebook. Ketika dia mulai menggunakan WhatsApp dan Skype, dia pun menambahkan akunnya dalam kartu nama atau signature ada surat elektroniknya. Seperti yang disebutkan dalam link artikel di atas, pria memang tercipta untuk selalu memikirkan seks. Jujur, saya pun terkadang mendapat pertanyaan yang terkesan melecehkan dengan pertanyaan yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan yang sedang dibicarakan.

Teman saya mulai merasa terganggu ketika kliennya meminta cam di laptopnya dinyalakan dengan alasan bahwa dia cantik dan ingin dilihat lebih lama. Semua kalimat yang menjurus kepada pelecehan verbal itu akhirnya membuat dia terpaksa menentukan sikap. “Jika Anda ingin proyek ini saya kerjakan secara profesional, mari kita bicarakan teknisnya segera. Bila ada percakapan di luar itu, silakan mencari freelancer yang lain.” Sudah bisa dipastikan, dia kehilangan proyeknya. “Aku lebih baik kehilangan proyek daripada nama baik dan harga diri tercemar. Memangnya rezeki dia yang tentukan?” ujarnya retorik dan terkesan klasik. Tapi itu memang jitu.

Perempuan tak bisa dengan mudah membuat pria fokus pada pekerjaan ketika sedang berbincang berdua. Sedikit saja terlintas pikiran tentang seks, cukuplah untuk membuyarkan semuanya. Namun, bukan berarti kita tak bisa tetap berada di jalur kewarasan. Membangun komunikasi positif dari awal dan hindari perbincangan seputar pribadi sejak penawaran topik proyek digulirkan.

Bila pun ada pikiran untuk membicarakan masalah pribadi, pisahkan dengan pekerjaan. Jaga waktunya. Jaga jaraknya. Tak bisa? Jangan sesekali bermain api. Kondisi yang rentan seperti ini memang membuat banyak orang merasa tak nyaman. Tetapi bila freelancer perempuan bisa tegas dari awal, semoga semua baik-baik saja di akhir proyek.

Punya pengalaman, tip dan trik yang bisa dibagikan kepada para pembaca? Silakan berkomentar di bawah ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *