User Experience: 7 Prinsip Psikologi yang Harus Kamu Ketahui

Desainer user experience perlu memberikan solusi masalah orang lain melalui desain. Inilah mengapa memahami perilaku manusia adalah kuncinya.

Saat kamu familier dengan prinsip dasar psikologi, maka proses desain bisa berjalan lancar. Kamu juga lebih mudah melihat area mana yang perlu dikembangkan lebih lanjut.

Pahami 7 Prinsip Psikologi Ini untuk Jadi Desainer UX yang Lebih Baik

Terlepas dari penerapan klinis dan psikoterapi, psikologi memiliki area yang sangat luas. Beberapa area yang sangat berguna bagi desainer UX adalah psikologi perilaku, kognitif, dan Gestalt. Pelajari ketiganya untuk meningkatkan skill di bidang user experience.

Lalu bagaimana dengan prinsip psikologi yang bisa kamu terapkan pada desain? Berikut kami rangkumkan 7 prinsip psikologi bisa kamu aplikasikan:

1. Jakob’s Law

Penemu hukum ini adalah co-founder Nielsen Norman Group, firma konsultasi UX ternama. Ide dibalik hukum ini sangatlah sederhana. Buat situsmu bekerja layaknya situs lain agar user tidak perlu belajar atau beradaptasi dari awal.

Ingat, setiap user cenderung berekspektasi suatu tombol atau menu diletakkan di tempat tertentu (desire path). Contoh, menu hamburger sudah pasti ada di pojok jendela dan memiliki detail menu lain.

2. Prinsip Minimum Effort

Sesuai dengan namanya, ini berarti pengguna ingin mendapatkan sesuatu dengan effort yang sedikit. Sebagai desainer user experience, kamu bisa menjalankan prinsip ini dengan berbagai cara.

  • Gunakan contoh untuk menjelaskan sesuatu kepada users. Hindari penjelasan dalam bentuk kalimat.
  • Bedakan tombol dan tulisan yang bisa users klik ataupun tidak. Jadi, jangan memberi harapan palsu ke pengguna.
  • Pastikan semua huruf di situs terbaca dengan baik. Perhatikan ukuran, warna, dan kontras setiap huruf agar users tidak kesulitan dalam membaca.

Kamu boleh saja berusaha membuat situs menarik secara visual, tetapi jangan lupakan kenyamanan pengguna.

3. Prinsip Sosialisasi

Orang-orang ingin bersosialisasi. Mereka bergantung pada teknologi untuk meraihnya di era digital ini. Bagaimana cara agar kamu bisa menerapkan prinsip ini di desain?

  • Kamu harus menempatkan tombol media sosial di situs atau aplikasi. Melalui tombol ini pengguna bisa mengakses akun perusahaan dari berbagai platform media sosial. Perusahaan bisa meningkatkan social engagement dan pengguna bisa melakukan kontak dengan mudah.
  • Tambahkan halaman rating produk, review, dan testimoni pelanggan atau klien.

Selain validasi sosial, prinsip ini juga bisa mendorong customer untuk mengikuti langkah pelanggan yang puas dengan layanan perusahaan.

4. Law of Proximity

Salah satu prinsip Gestalt adalah law of proximity. Prinsip ini sering muncul dalam desain user experience. Artinya apa?

Setiap elemen ditempatkan sesuai dengan kategori atau group. Misalkan di website Kontenesia, semua plan harga digambarkan dalam kolom-kolom berbeda. Ini akan memudahkan calon pelanggan memahami perbedaan paket harga.

5. Hick’s Law

Less is more adalah inti dari Hick’s Law.

Saat pengguna dihadapkan pada opsi yang terlalu banyak, mereka cenderung pergi. Beberapa orang mungkin berpikir dengan banyak pilihan, keputusan bisa diambil dengan mudah.

Namun, banyak juga yang merasa frustrasi.

Jika memang situs yang kamu garap memberikan banyak pilihan, buat users bisa membuat keputusan lebih mudah. Contohnya, jika banyak informasi yang similar di situs, gunakan fitur sorting, filtering, dan juga search bar. Fitur-fitur ini memudahkan users menemukan informasi yang mereka inginkan.

6. Serial Position Effect

Efek ini menggambarkan bagaimana seseorang cenderung mengingat item pertama dan terakhir dari satu series. Sebagai desainer user experience, kamu bisa mengaplikasikannya dengan menarik perhatian pengguna di awal dan akhir halaman.

Contoh paling mudah ada di pembuatan landing page.

Hampir di setiap landing page, kamu bisa menemukan tombol “Daftar” di awal dan akhir halaman kan?

7. Prinsip Perpetual Habit

Prinsip ini menyatakan bahwa orang sangat bergantung pada ingatan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Ini juga berlaku untuk pengguna situs dan aplikasi mobile. Mereka ingin segala sesuatunya ada di tempat yang seharusnya.

Kamu bisa melakukan beberapa hal berikut untuk menerapkan prinsip ini:

  • Kamu boleh berkreasi atau ingin membuat situs dan aplikasi stand out, tetapi jangan terlalu berlebihan. Usahakan untuk tetap menempatkan sesuatu di tempatnya. Misalkan footer sudah pasti ada di bagian bawah halaman.
  • Pertahankan navigasi dan layout tetap sederhana sehingga pengguna bisa fasih menjelajah situs dalam satu atau dua kali sesi. Halaman-halaman penting harusnya hanya tinggal klik dari halaman utama.

Setiap prinsip di atas bisa kamu jadikan ladang informasi dan ide untuk mengembangkan karya sebagai desainer user experience. Dengan pengetahuan ini, kamu juga lebih mudah memahami bagaimana seorang user berpikir atau apa alasan dibalik semua perilaku mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *