Review: Pirates of Silicon Valley (1999)

Sudah hampir tiga minggu berlalu sejak tanggal 5 Oktober 2011. Di hari itu, seorang visioner jenius dan mantan CEO dari salah satu perusahaan yang bermarkas di Silicon Valley meninggal. Ratusan juta (atau milyaran?) orang pun tersentuh sampai-sampai bikin hashtag khusus yang segera jadi trending topic di Twitter, dan membanjiri situs manapun dengan berita kepulangannya.

Ya, kita semua tahu siapa dia. Kalaupun enggak, kita semua pastilah familiar dengan berbagai produk serial “i” keluaran perusahaan tersebut. Kalaupun enggak, please deh, ini kan tahun 2011!

Yup, visioner itu bernama Steve Jobs. *may you rest in peace, sir*

Selama berhari-hari sesudah tanggal 5 Oktober 2011, saya –seperti juga semua orang- gencar membaca puluhan artikel tentang sepak terjang Mr. Jobs sepanjang hidupnya. Seperti layaknya semua orang terkenal, nyatanya selalu ada sisi pro dan kontra tentang apapun yang dilakukan orang yang sering dijuluki sebagai The Wizard of Apple ini.

Sampai akhirnya saya nemu film ini di hard disk seorang teman. Pirates of Silicon Valley (2009). Kenapa bajak laut? Nanti juga tahu, hehehe.

Eh sebelumnya, ada yang udah pernah nonton film ini?

“Good Artists Copy, Great Artists Steal”

Film yang bercerita tentang awal mula Apple dan Microsoft serta perseteruan di antara kedua tokohnya ini diawali oleh kehidupan masa remaja Steve Jobs dan Bill Gates. Di film ini, Steve Jobs remaja yang brewokan digambarkan sebagai seorang… hippie. Mengagung-agungkan seni dan kepercayaan, ikutan aliran Hare Krishna, dll. Bersama dengan Steve Wozniak, ia menciptakan komputer mini yang banyak diminati orang. Ketika ada pameran komputer tahunan, booth Apple jadi area yang paling dipadati orang sampai-sampai Bill Gates pun nggak diacuhkan sewaktu ngajak kerja sama dengan Apple.

Sementara itu, Microsoft dimulai ketika Bill Gates dan sahabatnya Paul Allen membuat operating system untuk Altair. Ngomong-ngomong kalau tadi Steve Jobs digambarkan sebagai hippie, Bill Gates yang bermata empat digambarkan sebagai remaja nerd yang saking tiap hari di depan komputer sampai nggak tahu gimana caranya PDKT (sumpahnya ada adegan Bill Gates muda gagal ngedeketin cewek di arena sepatu roda), tapi suka ngebut, sering ditilang, sampai pernah menginap di penjara beberapa kali.

Sukses dengan Altair, Bill Gates nekat menawarkan lisensi DOS ke IBM, padahal mereka sebenarnya belum bikin apa-apa! DOS yang mereka tawarkan itu sebenarnya adalah OS yang dibeli Microsoft senilai $50,000 dari perusahaan kecil.

Oh ya, di tengah film, akhirnya saya ngerti kenapa di judul film ini ada kata pirates. Sebab, konon Apple mencuri graphical user interface dari PARC labs milik Xerox. Seperti karma, beberapa waktu kemudian gantian Microsoft yang mencuri Macintosh OS, memolesnya, dan menjualnya sebagai Windows. Kira-kira begitulah isi cerita film ini.

Kesimpulannya?

Sebenarnya, ide film ini bagus: film dokumentasi tentang persaingan dua orang paling berpengaruh di dunia IT di abad ini. Sayangnya, film ini nggak fokus. Ada beberapa jalan cerita utama yang ingin ditampilkan:

  1. kehidupan remaja Steve Jobs & Bill Gates,
  2. kisah berdirinya Apple & Microsoft; dan
  3. persaingan antara para pemain kelas kakap di Silicon Valley (IBM dan Xerox juga ada, lho).

Tapi, saking banyaknya cerita yang ingin dikupas, scenes yang ada jadi nggak maksimal dan nggak berkesan. Bahkan sebagai penonton, kadang saya nggak sadar kapan film ini ‘pindah masa’ (alurnya maju-mundur).

Akting pemain utamanya juga nggak mengesankan. Bahasa asiknya sih, kurang pake passion. Maaf, lho.

***

Ada yang mau ikut menambahkan? Atau protes? Atau ngasih rekomendasi film dokumentasi lain tentang almarhum Steve Jobs, mungkin? 🙂

9 Comments

  1. Pinot

    Film ini dirilis berdekatan waktunya dengan saat Steve Jobs kembali ke Apple di tahun 1997. Jadi impact film ini masih sangat terasa dan orang digiring kembali ke masa-masa sebelum Steve Jobs kembali ke Apple. Film ini jadi semacam reminder bahwa ada drama sebelumnya. Saya menonton di th 1999 dan film ini jadi semacam wujudi visual dari literatur2 tentang sejarah teknologi, khususnya Apple.

    Sekarang, di saat semua orang – kurang lebih – sudah mengetahui sosok Steve Jobs, film ini hanya jadi sekedar dokumentasi & referensi bagi yang tertarik mengetahui sejarah drama teknologi di masa-masa itu, terutama tentang Apple, Steve Jobs & Bill Gates.

    Tanpa ketertarikan itu, di masa sekarang film ini cukup membosankan 🙂

  2. Pinot

    Anggi Krisna.
    Mestinya sekalian bikin sequel Pirates of the Silicon Valley, saat iMac, iPod, iPhone lahir 😀

    Btw, mau nambahin. Kenapa di film ini ada adegan Steve Jobs on stage dng Bill Gates di layar? Saat itu adalah momen luar biasa, ketika akhirnya 2 musuh bebuyutan Apple & Microsoft ‘bersatu’. Pertanyaan besar di dunia hi-tech saat itu: apakah perang mereka berakhir? Apakah akhirnya Steve Jobs menyerah pada Bill Gates? Apakah Microsoft berencana membeli Apple?

    Sekali lagi, kini sejarah sudah terbentuk & pertanyaan2 tersebut terjawab. Dan kini relatif tidak menarik lagi ^_^

    • Shinta Yanirma

      kalo buat saya, sebenarnya cerita filmnya rame. ibaratnya tuh kayak drama dunia IT no.1 abad ini :p
      cuma dari segi sinematografi, sayangnya ga maksimal. kayak akting Noah Wyle (Steve Jobs) dan Anthony (Bill Gates) yang kurang greget. terus terlalu banyak jalan cerita yang dipaksain biar muat di dalam satu film dengan durasi 2 jam-an saja.
      mending dibikin sekuel kayak yg mas bilang, hehehe.

    • anggi krisna

      kalau melihat dari hebohnya SteveJob saat wafat kemaren, sepertinya akan ada sequelnya. towh dia bener2 merubah dunia dan kebiasaan orang pada umumnya. Hollywood expert deh bikin ginian 😀

      tunggu aja

  3. @saljuapi

    pertama kali nonton film ini taun 2000-an, lupa tepatnya kapan.
    dan kesan yg saya dpt waktu itu… film ini membosankan!
    yg keren cuma adegan bill gates meyakinkan IBM utk beli DOS.

    trus akhirnya nonton lg film ini bbrp minggu yg lalu.
    dari awal sampe akhir film saya menyadari banyak adegan yg implisit, ga mudah dicerna, karena alurnya loncat2. jadi kita hrs jeli & mengingat banyak adegan, ibaratnya kita lg menyusun puzzle.

    ending-nya memang tidak terlihat spektakuler, tp digambarkan bahwa microsoft telah menjadi the next big brother, menggeser IBM, sedangkan apple masih dgn semangat “rebel”-nya.

    bila dihadapkan bill gates vs steve jobs, maka kesimpulan saya sih businessman vs seniman.

    adegan2 gila yg dilakukan bill gates mengingatkan saya akan film “Fight Club”. penuh nyali!

    meskipun pada dasarnya kedua org tsb punya nyali yg besar sih. salut. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *