Klien Tak Suka Mendengar Ini, Wahai Freelancer! (1)

Jika mau iseng mencari di laman Google, Anda akan menemukan banyak freelancer yang mengeluh dan cenderung marah terhadap “klien jahat” Tapi, coba cek sekali lagi! Semua orang membuat kesalahan, dan tentu saja itu berlaku sama terhadap freelancer. Pasti ada juga hal-hal yang klien tidak suka dari freelancer. 

shutterstock_108524786

Freelancer Image via Shutterstock

Jadi posting hari ini adalah tentang apa yang klien tidak suka dan terkadang memandang sepele segala apa yang didengarnya dari freelancer mereka. Jadi, coba cek beberapa kalimat standar freelancer yang bikin sebal klien dan bagaimana mengatasinya agar klien dan freelancer bisa berkomunikasi lebih baik lagi.

Saya Akan Menyerahkannya Nanti

Seperti klien yang berasal dari perusahaan dengan pelayanan menyebalkan dan selalu mencoba untuk menunda pembayaran, ada juga freelancer yang selalu melewatkan tenggat waktu. Lebih buruk lagi, mereka bahkan tidak menjelaskan kepada Anda alasannya. Mereka hanya memberitahumu bahwa mereka akan menyerahkan proyeknya nanti. Dan dalam beberapa kasus berdasarkan pengalaman beberapa klien, saya tidak mendengar dari freelancer yang bekerja pada mereka lagi bahkan setelah mengirimkan mereka surel pengingat.

Sebagai klien, Anda harus menetapkan batas waktu untuk freelancer dan membiarkan mereka tahu bahwa Anda ingin freelancer memastikan bahwa penyelesaian proyek benar-benar penting. Anda bahkan dapat mengatur tenggat waktu singkat proyek meskipun sudah ada ketentuan batas waktu yang utama. Dalam kasus ketika freelancer dapat melakukannya dengan sangat baik, tetapi buruk dengan manajemen waktu, mereka dipastikan akan datang meminta perpanjangan batas waktu. Jangan terlalu baik untuk memperpanjang batas waktu terutama ketika Anda melihat kenyataan tidak memungkinkan perpanjangan. Kadang-kadang freelancer menanyakan apakah Anda benar-benar ketat dengan batas waktu tanpa alasan khusus, karena mereka mencoba untuk melihat apakah mereka bisa membawa lebih banyak pekerjaan ke celah untuk menundaan.

Maaf Terlambat Membalas

Klien tidak suka freelancer yang hilang tanpa jejak dan hanya muncul untuk memenuhi tugas yang sudah memasuki tenggat waktu dan langsung meminta pembayaran. Jika tak pernah ada komunikasi antara kedua belah pihak, rasanya patut diragukan bahwa klien akan puas dengan pekerjaan yang telah diserahkan itu, meskipun semua persyaratan dan cara kerja telah diberikan pada awal proyek. Komunikasi yang konsisten diperlukan untuk memastikan bahwa proyek berjalan lancar dan jika ada pihak yang salah memahami syarat atau kriteria yang dibutuhkan, masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan sebelum batas waktu.

Oleh karena itu, freelancer harus menindaklanjuti proyek bersama klien secara konsisten setiap 2-3 hari. Juga pastikan untuk meminta klien membahasnya dalam setiap sesi tindak lanjut. Pada sisi klien, cobalah mengambil inisiatif untuk memanggil freelancer secara konsisten dan meminta perkembangan proyek yang sedang berjalan. Bagian tindak lanjut atau surel bisa pendek dan sopan, seperti “Halo, bagaimana kemajuan kerja sejauh ini?” Katakan kepada freelancer bahwa Anda menghargai jawabannya. Cara alternatif bisa meminta alamat instant messenger freelancer, jadi Anda bisa menghubungi dia jika Anda memiliki sesuatu yang mendesak untuk segera diberitahu. Tapi tolong, janganlah menjadi pihak yang menjengkelkan juga. Berikan freelancer beberapa ruang dan waktu untuk melakukan pekerjaannya.

Mengutip Biaya di Sana Sini

Rasanya akan kacau untuk klien yang bertemu dengan freelancer yang mengutip biaya dalam jumlah yang besar, untuk setiap perubahan kecil, dan ini bahkan sering terjadi dalam dunia bisnis nyata / offline. Anda meminta mereka untuk kutipan pada proyek kemudian mereka memberi rincian atas layanan jasa mereka dan membuat Anda berpikir semuanya sudah sesuai dan kesepakatan dilakukan. Nah, itu hanya awal dari mimpi buruk Anda.

Karena sebagian besar klien tidak benar-benar memiliki pengetahuan dalam coding atau desain, mereka dapat dengan mudah ditipu dan akhirnya banyak membuang uang mereka. Misalnya saja, beberapa freelancer mengutip biaya 100 sampai 200 dolar hanya untuk mengubah HTML dan peralihan font dalam huruf tebal (bold) menjadi miring (italic). Ingin mengubah warna latar belakang dari merah tua menjadi merah terang? 50 dolar. Menghapus Lorem Ipsum? 30 dolar. Bahkan ada freelancer yang meminta biaya reputasi. Seorang freelancer mengatakan bahwa dia berkeliling untuk berkonsultasi dengan freelancer berpengalaman lain dan menemukan bahwa ada orang yang tidak bertanggung jawab untuk setiap hal kecil. Saya menyarankan agar Anda melakukan hal yang sama sebelum Anda membuat kesepakatan dengan freelancer ramah-biaya tersebut. Pada awal setiap proyek, cobalah untuk mengeluarkan ide tentang bagaimana mereka biaya untuk perubahan kecil, tanpa biaya, biaya revisi atau tagihan per jam. Lihatlah selalu kemungkinan membuat perubahan pada menit terakhir yang bisa menghasilkan atau justru menghancurkan proyek, tapi membuat waktu freelancer Anda tetap layak dan wajar ketika mengerjakannya.

Pasti Ada Diskon!

“Semuanya seharga Rp20.000.000 tetapi kami akan memberikan diskon!” Itu rayuan mau melalui bandrol harga yang berlebihan. Beberapa freelancer mencoba bertindak seolah mereka menjadi murah hati dengan memberikan diskon dari harga jasa sebenarnya. Nah, jika Anda berpikir tentang hal ini, dengan memberimu aneka diskon, artinya mereka mengakui bahwa layanan mereka mahal!

Klien biasanya meminta tingkat harga dan skema pembayaran pada awal di proyek (jika Anda tidak pernah melakukannya, maka Anda harus memulainya) tetapi ini tidak boleh dibatasi hanya proyek utama itu sendiri. Mereka harus memasukkan rincian untuk layanan tambahan yang diberikan setelah selesainya proyek atau jika ada revisi penuh. Dengan cara ini, klien masih bisa mengubah pikiran mereka (jika anggaran mereka memungkinkan) dan freelancer tidak akan merasa direndahkan.

Tentu saja, semua ini tidak akan masalah jika setelah Anda telah menyetujui syarat dan harga, Anda langsung menyusun kontrak. Banyak klien takut jika berurusan dengan kontrak karena membuat mereka merasa seperti terikat dengan tanggung jawab tertentu, namun kontrak memastikan bahwa kedua belah pihak tidak akan mengambil keuntungan di tengah jalan atau di akhir proyek, dan tak ada lagi tawar menawar setelahnya.

Ide Anda Terlalu Buruk

Ini benar-benar pengalaman yang memalukan, memiliki desainer yang mengatakan bahwa ide Anda menyebalkan. Gini lho, jika Anda tidak keberatan saya mengatakan, karena dalam banyak situasi klien tidak mengerti dengan jelas tentang cara kerja desain, bagaimana teori warna bekerja, bagaimana pengalaman pengguna mempengaruhi produk, dan lainnya. Demi proyek, saat itulah freelancer bereaksi dan menginformasikan klien bahwa ide-ide mereka ajukan tidak akan bekerja dengan baik.

Ada banyak cara untuk memberitahu mereka. Jika berdiri di pihak klien, kadang-kadang baik untuk mengambil langkah mundur dan membiarkan para profesional melakukan pekerjaan mereka. Itulah mengapa Anda mempekerjakan mereka di tempat seharusnya, bukan? Hal terakhir yang paling tidak Anda inginkan adalah desainer menjadi tidak jujur dengan Anda karena mereka memiliki cara apapun untuk desain karena itulah cara mereka mencari nafkah dan kecuali jika Anda berpikir Anda dapat berbuat lebih baik, biarkan mereka mencari tahu apa yang terbaik untuk hasil akhir. Tapi jangan biarkan mereka menginjak-injak dan mengatur Anda jika Anda lebih suka biru daripada hijau. Diskusikan dan berkomunikasi dengan mereka sampai Anda berdua mendapatkan solusi terbaik.

Kita lanjutkan pada artikel berikutnya “Klien Tak Suka Mendengar Ini, Wahai Freelancer!(2)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *