Belajar Marketing dari Iklan TV (Bagian II)

…sudah baca “Belajar Marketing dari Iklan TV”?

Marketing make the world go round -image by Frank Kehren

#2 Menggunakan ‘Bahasa Manusia’

Coba lihat iklan sepeda motor merk One Heart (hehehe). Mereka bisa lho menyebutkan serentetan teknologi canggih yang disematkan di sistem pengereman, pendinginan mesin, atau electronic fuel injection yang meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar.

Toh mereka justru menghindari memakai istilah-istilah teknis yang ribet dalam mengiklankan produknya. Sebab, meskipun terdengar keren, istilah-istilah demikian hanya akan menimbulkan kesan ‘jauh’ bagi si pemirsa. Apa gunanya bayar mahal demi iklan yang maksudnya hanya dapat ditangkap oleh segelintir orang?

Namun, bukan berarti istilah-istilah canggih tersebut 100% terlarang untuk digunakan. Kalau disisipkan dengan dosis yang nggak berlebihan, istilah-istilah ajaib itu justru bisa meningkatkan kepercayaan pemirsa. Misalnya saja dengan menyebutkan kalau produk X sudah lulus sertifikasi ISO 90001. Atau seperti cara si perusahaan air mineral dengan menyebutkan teknologi osmofilter-nya di setiap iklan. Biarpun nggak semua pemirsa tahu apa itu sertifikasi ISO 10001 dan osmofilter, kedengarannya lebih meyakinkan, kan?

Bisa dipakai di   : menulis untuk blog dan artikel di web. Percayalah kalau ‘bahasa manusia’ itu lebih ampuh dalam menggaet pemerhati.

#3 Tentang Kelinci Percobaan

Sedikit sekali orang yang mau jadi kelinci percobaan. Terutama untuk menjadi yang pertama untuk membeli barang dengan masa manfaat jangka panjang, misalnya kendaraan dan barang elektronik. Pada umumnya, kita hanya membeli suatu produk yang direkomendasikan oleh banyak orang di lingkungan sekitar. Itulah kenapa rata-rata iklan TV dilengkapi dengan testimonial pengguna dan pendapat pakar/ahli (yang sebenarnya kita nggak pernah tahu kredibilitasnya).

Bisa dipakai dengan       : menyelipkan kumpulan testimonial dari klien-klien di masa lampau di website.

#4 Fokus Ke Manfaat Bagi Pemirsa

Jangan bercerita tentang ‘apa yang kita jual’, tapi ceritakan tentang manfaat ‘apa yang mereka akan segera beli’. Kasih cukup alasan agar pemirsa sampai berpikir bahwa mereka akan rugi kalau nggak beli produk kita. Misalnya, beragam iklan pelembab anti aging, “Dapatkan produk yang terbukti lebih ampuh dari berbagai krim berharga jutaan rupiah. Berkhasiat untuk melawan tujuh tanda penuaan.” Saking ‘mengena’-nya, saya lebih sering lihat laki-laki beli produk ini dibandingkan dengan perempuan.

Bisa dipakai di   : deskripsi di halaman profil di situs portfolio

#5 Tentukan Imej & Konsisten

#5 Tentukan Imej & Konsisten - Belajar Marketing dari Iklan TV (Bagian II) - marketing.co.id

#5 Tentukan Imej & Konsisten – Belajar Marketing dari Iklan TV (Bagian II) – marketing.co.id

Kalau diperhatikan lebih seksama, setiap iklan TV nggak berhenti di deskripsi manfaat produknya bagi pemirsa. Mereka juga membangun sendiri imej seperti apa yang mereka ingin dapatkan, lho. Misalnya tagline iklan rokok Pria Punya Selera. Tanpa tagline itu, imej yang tercipta di masyarakat tentang produk rokok itu tentunya akan beragam dan di luar kontrol perusahaan. Selain mengedepankan imej, bersikap konsisten pun penting. Bayangkan kalau si rokok Pria Punya Selera tadi tiba-tiba mengganti tagline jadi Wanita Punya Selera di iklan selanjutnya. Membingungkan, kan?

Bisa dipakai di   : personal branding di berbagai social networking

***

Baca Juga :

Ternyata, hal-hal biasa yang lazim dijumpai di keseharian pun kalau dipelajari lebih lanjut bisa memberi ilmu baru, ya. Mudah-mudahan bermanfaat. 🙂

3 Comments

  1. AnggaRifandi

    menarik, sejauh yang saya ketahui konsep marketing sendiri dapat diimplementasikan dalam banyak hal, salah satunya personal branding yang menjadi andalan freelancer.

    ditunggu artikel menarik lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *