5 Fitur Yang Wajib Dimanfaatkan di LinkedIn

Punya akun LinkedIn? Atau belum ngeh sama sekali dengan peluang LinkedIn? Untuk kasus yang kedua, silahkan baca dulu Beberapa Alasan untuk Membuat Akun LinkedIn bagi Freelancer.

Sebagaimana Facebook, Twitter, serta jejaring sosial lainnya, LinkedIn pun jika dimanfaatkan dengan baik akan menambah relasi dan bisa juga mendukung produktivitas. Terutama bagi freelancer, jejaring sosial dapat digunakan untuk mendukung karier dan mengembangkan keahlian.

Nah, bagi yang sudah mendaftar jadi pengguna LinkedIn namun profilnya belum diapa-apakan, setidaknya ada empat fitur pada profil LinkedIn yang rasanya sayang kalau tidak dioptimasikan. Siapa tahu ada calon klien kakap yang nyangkut di profil LinkedIn kita.

Linkedin

#1 Experience

Saatnya pamer portfolio proyek yang pernah ditangani! Saran saya sih, utamakan memajang proyek-proyek terbaik dan paling-butuh-kerja-keras yang pernah Anda tangani. Maksudnya, biar kelihatan apa yang bisa Anda lakukan saat upaya yang dibutuhkan dan dilakukan memang maksimal. Jangan lupa menyertakan satu-dua kalimat deskripsi apa yang Anda kerjakan di proyek itu. Sebab, seringkali orang nggak ‘sadar’ ketika hanya disodori dengan judul proyek.

#2 Skills & Specialties

Apa perbedaan antara skills dan specialties? Beti (beda tipis), sih. Tapi ini penting untuk diisi. Sebagai freelance superhuman, bukan tidak mungkin kan kalau Anda punya lebih dari satu keahlian? Misalnya designing dan Bahasa Indonesia-English translator. Atau programming dan article writing. Ini adalah era di mana seorang ibu rumah tangga bisa memasak, mengasuh bayi, menonton berita, mengoperasikan mesin cuci, sambil berbisnis via telepon sekaligus… jangan mau kalah!

#3 Summary

Ingin mempromosikan diri Anda lewat kata-kata? DI kolom inilah tempatnya. Meskipun pengalaman dapat ‘berbicara’ sendiri untuk Anda, nggak ada yang mengalahkan persuasi personal. Isi kolom ini dengan satu-dua paragraf yang paling meyakinkan tentang diri dan karier freelancing Anda. “I have years of experience in…” atau “You are seeing a profile of the guy who had won various awards in…” bisa jadi jurus jitu.

#4 Website(s)

Terima kasih untuk Google yang membuat segalanya jadi mudah untuk ditemukan. Namun, bukan berarti website-website keren milik/buatan Anda harus menunggu untuk ditemukan via Google, lho! Jangan lupa untuk menyertakan url website Anda di profil LinkedIn.

#5 Recommendation

Punya daftar klien yang puas dengan pekerjaan Anda? Jangan biarkan pujian dan ucapan terima kasih mereka sekadar mengendap di Skype, inbox hp, atau email. Kirimkan permintaan rekomendasi via LinkedIn agar semua orang yang mengunjungi profil Anda dapat membaca testimonial klien tersebut.

8 Comments

  1. Rina As

    Akun Linkedin saya sudah lama tak terawat, coba saya cek dulu
    Terima kasih mbak Shinta buat saran2 anda di atas, sangat bermanfaat..

  2. Jebe

    Sampai saat ini linkedin saya belum terlalu saya optimalkan, karena teman – teman saya juga masih belum banyak yang menggunakannya. thanks for sharing

  3. Manto

    Aku tentu punya akun di LinkedIn, tapi jarang kukelola. Bukan apa-apa sih. Aku pernah punya pengalaman buruk di situ. Ceritanya, ada satu orang klien yang bekerja di institusi pelatihan pengelolaan finansial di Hong Kong. Dia minta aku menerjemahkan webnya ke dalam bahasa Indonesia. Kukerjakan separuh dulu. Lantas tak ada kabar sama sekali. Sampai saat ini akun klien itu masih hidup di LinkedIn. Tapi aku juga malas mau dispute karena toh web original masih terbengkelai — apalagi bagian yang kuterjemahkan juga belum nongol-nongol.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *