Tempat Bekerja Idaman Freelancer

Berbicara tentang tempat bekerja yang baik, nyaman, dan bisa membuat para pekerja lepas bersemangat tentunya akan membuat banyak keinginan untuk mewujudkannya.

shutterstock_110334230

Freelancer Image via Shutterstock

Apakah rumah atau sudut kafe masih menjadi tempat mainstream bagi kebanyakan pekerja lepas untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka? Mungkin. Ada juga yang memilih tempat lain seperti hutan, pantai, roof top gedung bertingkat, atau di mana lagi yang belum saya sebutkan? Shared office room atau virtual office masuk dalam hitungan?

Di mana pun pilihan para pekerja lepas, selama tempat itu memberi banyak hal yang dibutuhkan mereka, rasanya asyik-asyik saja.

Saya pernah mencoba untuk pindah kebiasaan dengan bekerja dari tempat baru. Ternyata energi tersedot cukup banyak hanya untuk beradaptasi. Membutuhkan waktu berhari-hari untuk bisa menyesuaikan diri. Banyak hal yang memengaruhi efektivitas bekerja di tempat yang sama sekali baru. Suhu udara, jenis polusi udara dan suara yang dihasilkan, kursi dan meja, plus sinyal internet (oh ya, kita hidup di zaman nyaris serba komputerisasi kan?).

Sampai detik saya menulis ini, berkali-kali gagal untuk bisa nyaman di satu tempat baru itu. Terjebak zona nyaman di tempat lama? Bisa jadi. Saya berpikir, dengan mencoba tempat baru, maka pikiran saya bisa menjadi lebih segar dan perasaan tidak sumpek lagi. Ternyata saya salah.

Ya, saya salah mencari tempat baru. Bagi saya, tidak mudah untuk mendapatkan tempat yang cocok untuk bekerja dengan maksimal. Sebenarnya saya ogah ikut apa kata orang lain dalam memilih tempat bekerja. Karena, ya tentu kalian tahu, beda selera dan gaya, beda hasil kerja yang dihasilkan. Jika ada yang menyarankan, “Coba kamu ke situ deh. Enak tempatnya buat cari inspirasi.” Iya menurut dia enak, bagi saya kan belum tentu sama.

Saya memerhatikan tempat favorit bekerja beberapa pekerja lepas. Ada yang suka dengan meja berantakan penuh dengan desain dan konsep (hingga printilan seperti gunting, setumpuk buku bacaan, dan aneka amplop tagihan kredit), tetapi ada yang nyaris tak menaruh apapun di mejanya kecuali buku catatan, alat tulis, kalkulator, dan segelas susu cokelat hangat. Ada yang senang bekerja di tengah ingar bingar musik yang keras, pun ada yang menemukan inspirasinya di taman yang sepi. Ada yang harus ditemani dan dibantu oleh beberapa rekan, di lain pihak ada yang suka menyendiri untuk semua proses kerjanya.

Bagaimana pun tidak idealnya suatu tempat bekerja di mata orang umum, tetapi para pekerja lepas menikmatinya. Apakah kamu memiliki satu tempat yang benar-benar memberikan kebebasan berekspresi? Silakan bagikan kepada semua pembaca Ruang Freelance, siapa tahu bisa menjadi ide. šŸ˜‰

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *