Self Publishing: Cara Mudah Membukukan Ide

Saya, pertama kali mendengar istilah self-publishing pada tahun 2010, ketika sebuah penerbitan indie baru lahir di Jakarta. Menggunakan sistem cetak “Print On Demand” yang berarti siapa pun pemesan bukunya meski satu eksemplar tetap akan dilayani. Saya tidak tahu apakah tahun-tahun sebelumnya apakah ada penerbit indie yang menggunakan POD juga.

shutterstock_174214484

Credit Image via Shutterstock

Satu hal yang pasti, tahun-tahun selanjutnya, penerbit indie banyak yang bermunculan menawarkan “menerbitkan karyamu tanpa harus takut ditolak oleh penerbit”. Ini menarik, setidaknya dari sudut pandang saya yang berilmu cetek.

Kelebihan self publishing adalah setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi berani menulis dan menyuarakan ide mereka dan dituangkan dalam sebuah buku. Tentunya, lebih cepat terbit karena tak harus masuk dalam daftar tunggu di meja tim penerbit.

Kekurangannya adalah menjadi tim pemasaran bagi diri dan buku sendiri. Ada penerbit indie yang menawarkan jasa pemasaran meski belum tentu menjamin akan langsung laris manis. Jadi, si penulis tetap harus bergerilya memperkenalkan bayi baru mereka.

Bagi kamu yang suka mencoba hal baru, bisa masuk ke ranah penerbitan indie dengan cara pencetakan buku sesuai pesanan / POD. Butuhnya satu eksemplar, ya hanya satu yang dicetak. Membutuhkan seribu eksemplar, siap terima seribu buku baru cetak (fresh from oven).

Buku-buku yang diterbitkan secara indie bisa dipasarkan dengan bantuan percetakannya atau dipromokan melalui media sosial si penulis, yang saat ini lebih murah meriah tinimbang harus beriklan di media cetak seperti bertahun lampau.

Kamu memiliki kesempatan sama dengan mereka yang sudah memiliki bisnis dengan pelayanan self publishing dan print on demand. Beberapa orang kenalan saya, memberanikan diri demi idealisme. “Buku yang diterbitkan harus begini, begitu, dan begini.” Saya memerhatikan bagaimana mereka mempromosikan usahanya dan sekarang sudah mulai menuai hasil.

Jaringan pertemanan akan merambah ke sektor bisnis, itu memang sangat mungkin terjadi. Ketika membutuhkan modal untuk mendirikan sebuah usaha, gayung bersambut dengan tawaran kerja sama yang baik. Syukur jika visi dan misinya sama, maka akan lebih mudah. Berguru kepada orang yang lebih dulu membangun bisnis yang akan kita rintis, ada baiknya diserap setiap yang bermanfaat bagi calon bisnis kita. Kemudian, sesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kita, bagaimana sebaiknya bisnis kita dimulai.

Banyak penulis pemula atau orang-orang yang sangat ingin bisa menulis dan membukukan buah pikirannya. Tugasmu, menjadi jembatan mimpi mereka. Membuat survei sederhana mengenai kebutuhan si calon penulis dan tema apa yang disukai pasar pun bisa menjadi bahan rujukan.

Buatlah pelatihan menulis dan bekerja sama dengan penulis senior, misalnya. Carilah sponsor dan hal semacam ini bisa dijadikan modal untuk memberitahukan kepada khalayak bahwa kamu sedang memperkenalkan usaha barumu.

Kamu memiliki ide lain? Bagikan di kolom komentar, ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *